Dunia di Kepala Alice dan kisah – kisah lainnya : Fantasi dalam sebuah realitas

Post a Comment


Sudah Sejak akhir tahun lalu buku ini bertengger  manis di rak dan belum sempat terbaca. Beberapa hari yang lalu, saya meniatkan diri untuk mulai membacanya.Dari awal membacanya saya kagum membaca tiap rentetan kalimat yang terangkai menjadi jalinan cerita di dalamnya.si Penulis, Ucu Agustin mampu menggabungkan imajinasi dengan sebuah peristiwa – peristiwa di dalamnya menggunakan bahasa yag retorik dan memiliki nilai estetik yang tinggi. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang sangat imajinatif sesuai dengan pemikirannya.

Beberapa cerita yang menurut saya menarik dalam buku ini antara lain : Dunia di Kepala Alice, origins, giring angin,Ismael si penjahit hati,  lelaki yang menetas di tubuhku, dan Indigo.

Entah kenapa, sewaktu membaca kumpulan cerpen ini, saya seolah teringat kembali pada masa kanak – kanak. Ya, sebuah masa dimana banyak impian dan keinginan – keinginan. Namun, dalam kisah – kisah ini, ada sisi realitas yang ingin ditunjukkan oleh si penulis selain khayalannya.

Dunia di kepala Alice, menceritakan  seorang  gadis kecil  yang sangat menyayagi kelincinya, Binggo. Binggo seekor kelinci yang dibelikan oleh papanya dari hasil merengek – rengek. Cerita Dunia di kepala Alice ini menggunakan alur Flashback, pertama diceritakan Alice yang berumur 9 tahun. Ia tertegun di depan sebuah toko hewan menatap  kelinci ketika diajak papanya jalan – jalan suatu ketika.Papanya akhirnya membelikan kelinci yag dinamai Binggo.

Suatu hari, Binggo melakukan kesalahan dengan menabrak satu set gelas milik mama Alice, mamanya sangat marah Lalu berkata akan membunuh Binggo untuk dijadikan santapan,Alice mati-matian membela Binggo hingga akhirnya mamanya mengurungkan niatnya. Mamanya berkata  akan memotong telinga Alice bila Binggo berulah lagi (tentu saja mamanya tidak bersungguh-sungguh).

Seminggu kemudian, Satria,kakak Alice menemukan adiknya tersebut memotong telinganya sendiri karena  ia teringat perkataan mamanya . Ia memilih memotong telinganya sendiri, karena Binggo buang kotoran di karpet ruang tamu. Papa Alice kemudian menembak Binggo hingga mati.


Kemudian, cerita kembali ketika Alice berumur 5 tahun. Saat itu ia diperkosa oleh tetangganya. Dan semenjak itu Alice menjadi seorang pendiam. Di umur 5 tahun, terakhir kali ia tertawa dan melupakan segala cara tentang permainan. Alice tak pernah menceritakan kejadiun itu pada siapapun kecuali pada Binggo, 4 tahun kemudian.

Akhirnya, 3 tahun setelah kematian Binggo,  Alice memilih jalannya sendiri dengan memutar kenop oven gas di dapur hingga bau gasnya menyelimuti seluruh dapur.

ADA sisi yang menarik di cerita ini, Cerita tentang bagaimana Alice diperkosa, tentang bagaimana Alice menjalani hari – harinya bersama Binggo, saat Alive kehilagan Binggo. Ucu Agustin menggunakan loncatan kata – kata yang sangat retorik dan sangat erat dengan dunia anak-anak. Tentang kereta Anelsesia. Judul Dunia di Kepala Alice menurut saya sangat tepat karena cerita benar – benar menggambarkan isi imajinasi anak-anak. (Rie)

Bersambung…..
Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

Post a Comment