Setelah Bertahun-tahun Mati Suri, Mengapa Menulis lagi?

Post a Comment


Ketika mulut tak bisa bercerita melalui suara, masih ada tangan yang bisa mewakilkannya melalui rangkaian kata. -Rie- 

Setelah bertahun-tahun mati suri , kuputuskan untuk menghidupkan kembali blog ini. Sama seperti mati suri, hidupnya kembali blog ini tentunya membawa kehidupan baru dalam perjalananku curhat menulis. Terakhir kali rajin menulis , kiranya waktu itu masih semester 4. Yah, masih usia labil, senangnya main terus. (eh, sampe sekarang sih seneng mainnya). Hehehe

Kenapa memutuskan untuk menulis lagi? Sebenarnya sudah dari tahun lalu  ingin comeback di urusan tulis-menulis. Tapi, kalau sudah kena penyakit malas siapa yang bisa tahan. Lagian aku paling ga bisa bagi waktu, antara kerjaan dan malesnya. Kalau dulu lebih banyak nulis untuk diterbitkan dan disimpan dalam microsoft word  saja, sekarang aku coba menuliskannya lagi di blog.  beberapa alasan yang bikin aku harus nulis lagi:





  • BERBAGI ILMU DAN PENGALAMAN
  • Kuliah di jurusan sastra tentunya tidak lepas dari kebahasaan dan kepenulisan. Banyak ilmu tentang kepenulisan di dunia sastra yang telah aku peroleh. setelah 4 tahun fokus di usaha dan tidak melakukan hal lain, aku ngerasa harus ada hal yang bisa bermanfaat yang bisa kubagikan, terutama bagi anak-anak muda yang saat ini sedang atau akan tertarik di dunia kepenulisan. 
    selain itu, mungkin pengalaman organisasi yang dulu pernah kuikuti dapat bermanfaat seperti penulisan proposal yang baik, proposal pengajuan sponsor yang baik, etika dalam mengajukan sponshorship di perusahaan/media. 

    selain itu aku ingin berbagi seputar tips usaha yang kugeluti sampai saat ini, yang mungkin bisa menginspirasi  teman-teman yang ingin membuka bisnis tapi sudah takut gagal duluan. 
    tapi tentu tidak hanya hal tersebut saja, ada banyak yang mungkin akan kuceritakan. 

    Kalau dulu aku kuliah dibayari negara yang berasal dari pajak rakyat, sayang sekali ilmu yang diperoleh tidak dibagikan ke masyarakat lagi.  





  • MENGASAH LAGI KEMAMPUAN MENULIS  
  • empat tahun tidak pernah menyentuh urusan tulis-menulis, kecuali menulis konten galau (mohon maaf itu cuma konten) , maksudnya menulis yang serius sedikit yang lebih bermanfaat. sama seperti otak yang kalau nggak pernah diasah bisa tumpul, begitupula dengan kemampuan menulis. 

    Untuk sekarang  aku belum tau ingin memfokuskan blog ini ke hal apa, yang jelas aku cuma ingin berbagi pengalaman sekaligus curhat melalui tulisan karena aku orang yang nggak bisa curhat dengan berbicara panjang lebar berjam-jam sampai mulut berbusa.

    Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. -Pramoedya Ananta Toer-

    Menulis adalah cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana - Seno Gumira Ajidarma-

    • MENULIS UNTUK KESEHATAN
    sejak dulu, aku sudah mengetahui bahwa menulis membawa banyak manfaat untuk kesehatan. dengan mengekspresikan emosi melalui rangkaian kata, dapat mempercepat penyembuhan batin yang terluka. tahu kan, misal saat jatuh cinta/ patah hati , pasti banyak masyarakat yang pandai menuliskan perasaannya dengan rangkaian kata yang puitis/sadis. Menulis dapaaat meredakan stress, meredakan suasana hati dan gejala depresi.

    menulis juga dapat mengubah pola pikir menjadi lebih baik. karena dalam proses penulisa sesuatu, tentu akan ada yang namanya proses pembacaan dan editing. pembacaan terutama referensi, dapat memperkaya kosakata di otak dan tentunya membuat otak lebih sehat karena terus digunakan untuk bekerja.



    Harap dimaklumi kalau tulisannya masih acak, bahasa dan gaya tulisannya campur aduk. Tak bisa dipungkiri, waktu merubah segalanya. –halah, mbel- eh, serius deng, gaya tulisan jaman kuliah sama baru-baru ini jelas kelihatan perbedaannya

    love, 

    Rie
    Rie agustina
    Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

    Related Posts

    Post a Comment