Pengalaman Mbonek di Kota Blitar: Nekat dan Bodoh itu Beda Tipis

4 comments

 

Judulnya mbonek, tapi bukan mau nonton pertandingan Persebaya kok. Mboneknya ini maksudnya bondo nekat. Motto hidup orang Surabaya –katanya- yang penting yakin dan bermodalkan  nekat.

Beberapa waktu lalu sempet  main ke Blitar setelah berkujung ke rumah kerabat di Tulungagung. Kebetulan tiket yang kubeli untuk pulang ke Surabaya adalah tiket kereta yang melewati Malang. Musim liburan, berburu tiket lokal memang nggak segampang biasanya. Antara kehabisan dan mendapat tiket, tapi tanpa tempat duduk.

Sesampainya di Blitar pukul 10.20  aku langsung mengunjungi beberapa tempat yang sudah aku masukkan dalam list kunjunganku setelah  sebelumnya mencari tahu melalui web akun hits di Bllitar. Karena temanku yang kerja di Blitar nggak bisa nemenin, dan kebetulan mas Pandu yang sempat menemaniku mengunjungi Pantai di  Blitar beberapa waktu lalu juga nggak bisa menemani, akhirnya nekat mbonek aja di Blitar. Udah sampai juga. Berikut beberapa tempat yang sempat aku kunjungi selama di Blitar yang semuanya kutempuh dengan berjalan kaki.

  •      RTH (Ruang Terbuka Hijau)  Taman Pecut Kota Blitar

Setelah turun dari kereta, tempat pertama yang aku tuju adalah Taman Pecut, letaknya tak jauh dari Stasiun, hanya berjarak 500m, menurut google maps. Dari Stasiun ke Taman Pecut aku berjalan kurang lebih 10menit.

Taman Pecut ini tidak terlalu luas, dengan patung Iconic berbentuk pecut di bagian depan tempat ini. Karena sendirian, aku jadi nggak dapat info mengapa pecut yang digunakan sebagai icon utama di tempat ini.

Taman ini cocok untuk bersantai bersama keluarga di sore maupun malam hari.

  •      Aloon-aloon Kota Blitar

Aloon-aloon kota Blitar terletak di seberang taman Pecut. Seperti aloon – alon pada umunya. Tak banyak aktifitas yang dilakukan di aloon-aloon ini karena memang hari sudah siang dan bajuku mulai basah dengan keringat.

Yang menarik dari aloon-aloon ini dikelilingi oleh pohon beringin. Ada pohon beringin besar yang diberi pagar terdapat di tengah-tengah aloon-aloon. Setelah berkeliling aloon-aloon yang nggak ada apa-apanya kecuali sederet pedagang makanan yang menggugah selera, aku jalan kaki lagi menuju Istana Gebang
  •  Istana Gebang


Istana Gebang dulunya merupakan kediaman keluarga bung Karno. Rumah ini dikelola oleh pemerintah kota Blitar karena info yang kuperoleh dari pemandu di tempat ini, beberapa tahun sebelumnya sempat akan di jual

Dari Aloon-aloon menuju istana gebang ini jaraknya 1,5 Km. sekitar 20 menit kalau aku jalan kaki kemarin.  Dari Aloon-aloon aku berjalan menuju ke jalan Semeru, sesampainya di dedepa ngedung Patria kan banyak tukang becak mangkal tuh, beberapa nawari naik dengan nada yang agak menggoda gitu. Sebenernya agak keganggu, tapi yowes cuek wae sambil terus jalan.  Aku tetap berpatokan dengan g-maps, melewati jalan Cokroaminoto, langsung jalan kearah Jalan Sultan Agung.

Sesampainya di Istana Gebang, adzan Dzuhur berkumandang, sebelum masuk aku mengistirahatkan kak sejenaki di bawah pohon yang ada di dalam kompleks istana Gebang Ini. Nggak terlalu banyak pohon rindang sehingga suasannya sangat panas di luar. Tapi begitu memasuki kediaman Istana Gebang, suasana adem sangat terasa. Tidak ada tiket masuk, hanya mengisi buku tamu di bagian ruang depan.


  •      Taman Kebun Rojo 
                                            


Setelah puas berkeliling istana Gebang dan mengistirahatkan kaki, aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Taman Kebon Rojo. Panas semakin menyengat saat berjalan kaki walaupun hanya berjarak sekitar 400m, atau sekitar 5 menit dari Istana Gebang.  

Sekilas, suasana di Taman Kebun Rojo mengingatkanku pada Taman Flora (kebun-Bibit) Surabaya yang ada di Manyar. Lokasinya yang berada di tengah kota membuat taman ini ramai dikunjungi sebagai tempat jujugan para keluarga maupun anak-anak muda untuk sekadar bersantai dan ngadem. Suasana adem dikelilingi pohon rindang dan semilir angin hawanya bikin ngantuk.

Di tempat ini ada beberapa hewan seperti Rusa, Domba, Kambing, Burung Unta dan beberapa lagi. Memang sangat tepat untuk mengajak anak-anak belajar mengenali berbagai jenis hewan.

 

Aku ngadem di sini sampai menjelang Ashar, sambil menikmati Cilot yang kubeli di depan pintu masuk. Kesalahannya adalah, beli langsung 5000 dan ternyata dapat banyak, agak susah menghabiskan.
Waktu lagi enak nikmati cilot, ada ibu-ibu yang ngira aku masih anak SMA. 
“Iya bu.. saya masih SMA, 9 tahun yang lalu, maksudnya.”  

Tidak ada tiket masuk, hanya membayar parkir bagi yang membawa kendaran.

  •      Kompleks Makam Bung Karno

Tempat terakhir yang aku kunjungi adalah makam Bung Karno. Kalau ke Blitar nggak afdol rasanya kalau nggak mampir ke sini, ke Makam Presiden RI yang pertama. 



Dari perjalanan ke 4 tempat sebelumnya, rasanya perjalanan menuju makam Bung Karno ini paling berat. 1,7 km dari Taman Kebon Rojo, berjalan ke Arah SMK 3 Blitar yang bersebelahan dengan Monumen Peta. Kemudian menyebrang lewat sebelah Makam Raden Wijaya. Tinggal jalan lurus aja. Perjalanan yang cuma lurus-lurus saja malah membuat kaki terasa capek.


Monumen Peta

Taman Makam Raden Wijaya
Hampir satu jam berkeliling di Komplek pemakaman Bung Karno yang terdiri dari Perpustakaan Umum, Museum dan Makam Bung Karno. Berhubung lagi nggak sholat, aku mengurungkan niat untuk masuk ke makam. Setelah iu aku langsung balik ke Stasiun Blitar untuk mengejar kereta terakhir ke Surabaya pukul 6 sore.

Yang paling mengasyikkan ketika keliling dengan jalan kaki adalah bisa berhenti-berhenti sambil memotret keadaan di sekitar. Tapi sayangnya jalannya cuma sendiri, nggak ada yang motoin kalau ingin foto. Alhasil Cuma bisa foto selfie. Hiks

Bagi yang ingin mencoba sensasi jalan kaki berkilo-kilometer silahkan dicoba, lumayan untuk membantu diet dan jangan lupa bawa bekal air putih yang banyak. Kemarin cuma  nekat aja ingin coba mbolang jalan kaki, kalau bolak-balik Malioboro-taman Sari waktu liburan ke Jogja aja kuat, kenapa nggak nyoba di tempat lain. Tapi sebenarnya nggak bisa disebut nekat, disebut bodoh iya. Karena waktu aku cek dari satu tempat ke tempat lain, jika ditempuh pakai ojek online cuma 3000-5000 rupiah saja dengan waktu tempuh 3-10 menit. Tidak apa-apa, sebagai pengalaman saat masih single gini. Sykur-syukur dapet jodoh yang mau diajak gila-gilaan mbolang. Hahhaha…
Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

4 comments

  1. Buat tambahan referensi bisa baca asal - usul taman pecut .

    Di Istana Gebang dulu rindang, tapi emang belum lama ini pohonnya tumbang jadi super duper panas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Woo maturnuwun info referensinya :D

      Oiya, lupa. Ada Pohon Gada besar sebelumnya. Kemarin pas ke sana bekas batang kayunya yang besar lagi diukir-ukir sama pemerhati sejarah di sana.

      Delete
  2. Wah, kalau mampir Blitar lagi, bisa nih main bareng. Kebetulan aku dari Blitar juga :D
    Salam kenal, Mbak :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. waah maaf baru lihat komentarnya, Salam kenal juga yaa... :D

      hihihi... boleh tuh mbak main bareng, masih banyak tempat di Blitar dan sekitarnya yang belum aku eksplore. Soalnya tinggal di Surabaya, baru bisa main-main kalau ada waktu luang.

      Delete

Post a Comment