Ambengan dan Takbir Keliling, Tradisi Sambut Lebaran


Masyarakat Muslim di Jawa memiliki banyak tradisi dalam menyambut hari-hari besar keislaman seperti Isra’ Mi’raj, tahun baru islam, Ramadhan, dan 1 Syawal (lebaran/idul fitri). Nah salah satu yang akan saya bahas di sini adalah tradisi Ambengan yang paling melekat dalam ingatan saya sejak kecil. Ambengan juga dilakukan saat pagi hari menjelang Sjholat Idul Fitri (jadi dua kali Ambengan). Di kampong halaman ibu, Madiun, Ambengan adalah salah satu tradisi yang selalu dilakukan, meski kini tentunya ada banyak bergeseran budaya.  

Ambeng ini merupakan nasi kuning-putih yang dibetuk dalam wadah besar/dibuat gundukan (tidak mengerucut seperti tumpeng) , ditempatkan dalam tampah dan disertai lauk pauk lengkap mulai dari ayam goring, kering tempe dan kacang, telur dadar, srundeng, mie goring, telur rebus, perkedel.
Tradisi ini sangat saya rindukan sekarang. Almarhumah mbah selalu melakukannya. Selepas Magrib di hari terakhir puasa, setiap lelaki di kampung kami akan datang ke Masjid dengan membawa ambeng. Kemudian untuk dibacakan doa dan dimakan bersama.

Setelah itu, kegiatan dilakukan dengan takbir keliling kampong. Takbir keliling kampong sangatlah menyenangkan. Saya dan saudara sebaya akan menyiapkan obor yang akan dibawa keliling kampong. Beberapa orang dewasa akan mengikuti dengan membawa kentongan dan bedug kecil. Saat masa kecil, jalanan di kampung kami minim sekali penerangan, sehingga sensasi berjalan di tengah gulita sambil membawa obor sangatlah menyenangkan.

Kini, hanya kerinduan yang bisa saya lakukan. Karena setiap menjelang lebaran sekarang, saya masih berada di jalanan menuju pulang di kampong halaman bapak. Entah sekarang tradisi tersebut masih ada atau tidak di kampong halaman ibu.

Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

Post a Comment