Nasib Pedagang yang Tak Mendapat THR



Setiap menjelang lebaran, teman-teman saya yang bekerja di perusahaan maupun guru honorer selalu membahas tentang THR. THR (Tunjangan Hari Raya) merupakan bonus yang biasanya diberikan perusahaan menjelang Hari Raya Idulfitri, disebut juga gaji ke-13 karena pada umumnya nominalnya sebesar satu kali gaji. 
THR menjadi uang yang paling ditunggu-tunggu, karena menjelang idulfitri kebutuhan meningkat. Entah itu kebutuhan beli baju maupun kebutuhan lainnya. Belum lagi harus mengalokasikan THR untuk memberikan sangu kepada keponakan-keponakan.
Ketika teman-teman asyik membicarakan kapan cairnya THR dan rencana penggunaan uang THR untuk apa saja,  saya cuma bisa mendengarkan sambil tersenyum. Lha wong saya nggak pernah merasakan mendapat THR. Iya, saya kan kerjanya berdagang. Otomatis ya nggak dapat THR. Siapa yang mau ngasi. Hehheeh
Bagi pedagang seperti saya yang tidak mendapat THR dari siapapun, sejak awal setelah idulfitri harus pintar-pintar ngatur keuangan. Beneran deh, bagi pedagang alias bakul online yang penghasilan cukup-cukupan seperti saya, mengatur keuangan adalah kunci utama. Tidak mempunyai THR, tetapi tetep harus member sangu adik-adik sepupu yang masih kecil dan  ponakan-ponakan yang jumlahnya nggak sedikit.  Selain itu, kebutuhan mudik juga harus disiapkan, belum lagi untuk biaya transportasi (beli bensin). Nah, jadi ya sudah biasa tanpa THR pun harus tetap menyisihkan uang .

Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

Post a Comment