Lebaran di Surabaya Untuk Pertama Kalinya


Lebaran di Surabaya Untuk Pertama Kalinya- Tuhan itu maha mengabulkan perkataan , entah cepat atau lambat. Maka hati-hati kalau berbicara, cukup bicara yang baik-baik saja. Saya masih ingat Beberapa tahun lalu tetangga rumah nyeletuk saat melihat keluarga kami yang selalu mudik tiap menjelang Ifulfitri
"mbok ya, pisan-pisan riyoyoan neng kene (Surabaya) sek“  ( coba sekali-kali lebaran di sini dulu).
Eh, tahun ini ndilalah beneran terwujud untuk lebaran di Surabaya pertama kalinya. Meski lebaran di Surabaya juga karena terpaksa. Peraturan pemerintah PUSAT yang terus berubah-ubah mengenai mudik semakin membingungkan, tapi imbauan untuk tidak mudik terkait adanya Covid-19 juga terus digaungkan. Nah lho, bingung kan? Sama. Saya juga bingung.

Pada akhirnya, Saya dan keluarga memilih untuk tidak mudik demi melindungi diri dan keluarga dari paparan Covid-19.

Surabaya, tempat di mana saya tumbuh kembang sejak kecil, namun tiap lebaran selalu berada di desa kelahiran bapak & ibu. Kali ini saya ingin merasakan bagaimana suasana lebaran di Surabaya. Apalagi lebaran di tengah suasana Pandemi seperti ini.
Bagaimana rasanya?
Tentu akan ada sedikit rasa yang berbeda, biasanya di malam takbiran sudah berada di jalanan, sholat idulfitri di masjid dekat rumah nenek, menyapa tetangga-tetangga desa yang sudah lama tidak berjumpa.

Kali ini tentunya tidak akan ada suasana seperti itu. Selain itu, dari beberapa hari yang lalu saudara-saudara di desa  menelpon secara bergantian, memberitahu untuk lebih baik tidak mudik

“Ora usah muleh sek, wes neng kono ae. Timbang dikarantina 14 Dino neng kene. Iki lho wong Dagangan onok sing kenekan“
(nggak usah pulang dulu, sudah di sana saja. Daripada dikarantina 14 hari di sini. Ini lho Ad orang (kecamatan) Dagangan yang terkena.)

Begitu salah satu percakapan dengan Pakpuh di Madiun beberapa waktu lalu. Seperti yang diketahui, Kabupaten Madiun juga memiliki pasien positif dengan jumlah yang cukup banyak.

Nah, udah nggak ada alasan lagi untuk mudik. Lebih baik tetap tinggal di Surabaya, di rumah saja. Lebaran melalui panggilan video dengan beberapa anggota keluarga di kota-kota lain.
Semoga semua lekas membaik, angka pasien terinfeksi di Surabaya juga semoga lekas menurun. Supaya segera bisa ke mana-mana dengan bebas.


Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

Post a Comment