Proses Kreatif Saat Menulis Artikel Blog

1 comment

 

proses-kreatif-menulis-blog

Proses Kreatif Menulis Artikel Blog - “Kamu sekarang rajin nulis lagi,ya?” begitu kata salah seorang kerabat setelah sering membagikan tulisan blog di media sosial milik saya. Dulu ia tahu saya suka nulis, tapi nulis fiksi. Sekarang malah lebih enjoy nulis macem-macem di blog. Masih belum ada keinginan untuk menulis fiksi lagi, meski draft-draft yang penah saya tulis melambai-lambai minta dilanjutkan lagi. hehe...

Berbicara tentang menulis entah apapun medianya, menulis adalah kegiatan untuk menyampaikan gagasan atau ide dengan bahasa tulis yang menarik. Nah, saat akan membuat suatu tulisan, entah itu fiksi atau tidak, ada beberapa tahap yang biasa dilakukan oleh penulis, tak terkecuali saya sendiri. 

Saya pernah membaca, bagaimana proses kreatif seorang Dee Lestari dalam buku Di Balik Tirai Aroma Karsa yang sungguh mengesankan. Dalam menghasilkan karyanya, Dee melakukan proses kreatif yang cukup panjang dan riset ke berbagai tempat untuk menunjang kebutuhan tulisannya hingga beberapa tahun. Maka nggak bisa dipungkiri bagaimana tulisan Dee bisa sangat dicintai oleh pembacanya.  

Proses Kreatif di balik tulisan Rieagustina

proses-kreatif-rieagustina
Setiap penulis atau pembuat konten memiliki proses kreatifnya masing-masing saat menghasilkan sebuah karya. Dan proses kreatif tersebut tidak akan sama. Berikut tahapan saya dalam menhasilkan sebuah tulisan.

Mengemukakan Ide, Tema dan judul

Tentu hal ini sudah nggak asing lagi, langkah pertama dalam sebuah tulisan adalah mendapatkan ide.  Setelah mendapat ide, kemudian mengembangkannya menjadi tema dan judul.Ada banyak cara mendapatkan ide tulisan.

Draft kasar dan membuat point list

Bagi saya, draft kasar penting dalam proses penulisan. Draft kasar biasanya bermula dari kerangka karangan yang berupa pontlist penjabaran dari tema yang ditentukan. Yang kemudian dalam sebuah postingan blog akan menjadi subjudul.

Setelah membuat subjudul, dilanjutkan draft kasar. Terima kasih karena dengan kemudahan teknologi bisa membuat draft di mana aja dan kapan aja.

Riset materi atau topik yang relevan 

 Menulis tidak bisa dilepaskan dari 4 komponen berbahasa yang lainnya seperti mendengar, menyimak dan membaca. untuk itu menulis juga perlu dukungan dari hal tersebut. Biasanya, saya suka membaca tulisan orang lain berkaitan dengan topik yang ditulis. Sekarang suka buka-buka Ubbersuggest, belajar research keyword. Walaupun lebih sering enggaknya.  

Revisi  dan Editing

Setelah mendapatkan materi/ referensi baru, tahap berikutnya saya akan mulai lakukan pembacaan ulang, revisi kalimat yang kurang pas hingga editing EBI. Jangan lupa mencantumkan sumber jika mengutip dari tulisan orang lain,yah! Revisi dan editing tulisan gampang, yang susah itu merevisi perasaanku ke kamu. Wkwkw

Memilih/Mengambil dan mengedit  Foto

Langkah berikutnya adalah memilih foto yang ingin digunakan dalam postingan blog kemudian mengeditnya. Saya terbiasa mengedit pencahayaan foto, memberi watermark dalam setiap foto yang saya gunakan (dengan catatan foto tersebut adalaha foto yang saya ambil sendiri). Oiya, saya juga melakukan kompresi terhadap ukuran gambar yang digunakan karena memengaruhi kecepatan blog.  

Membuat Cover Judul dan ilustrasi pendukung

Selanjutnya, saya akan membuat cover judul postingan blog dan ilustrasi pendukung (seperti infografis. (jika diperlukan) Untuk membuatnya, saya menggunakan program Adobe Ilustrator. Program ini cukup memudahlkan, karena beberapa ilustrasi yang dipilih saya unduh dalam bentuk raw vector. Untuk blog lainnya seperti jurnalrieagustina.com saya gunakan canva untuk membuat cover judul postingan.

Membaca Ulang

Terakhir, membaca ulang sebelum menekan tombol publish. Hal ini untuk meminimalisir salah ketik atau tanda baca. Tapi namanya manusia, udah dibaca ulang matanya tetep aja siwer sering kelewatan salah ketiknya. Wkwkwkw

Publish dan Share

Langkah terakhir adalah memublikasikan tulisan kemudian membaginya ke kanal sosial media yang dimiliki unuk mendapatkan pembaca. 

Metode Menulis Cepat untuk Mengatasi Writer Block

Bagaimana bila mengalami writer block? Ada kalanya saya mengalami kebuntuan alias writer block. Kadang bingung menentukan bagaimana saya harus memulai sebuah tulisan. Apalagi untuk topik tertentu yang belum dikuasai. Biasanya, paragraf pertama dalam tulisan sangat menentukan paragraph selanjutnya. Jika paragraf pertama tidak menarik, maka besar kemungkinan pembaca tidak akan lanjut pada paragraph selanjutnya.

Lalu, bagaimana jika mengalami writer block? Saya selalu menerapkan metode menulis cepat. Metode menulis cepat ini adalah menulis tanpa henti dengan waktu yang ditentukan (bisa 5 hingga 10 menit) tanpa jeda sesuai yang terlintas di pikiran saat itu juga berkaitan dengan topik. Tak perlu memerhatikan kalimat, ejaan atau tata bahasa terlebih dulu. Fokuskan pada apa yang terlintas dalam pikiran. Setelah selesai dari waktu yang ditargetkan, baru saya lakukan editing dan membaca ulang.

 Nah, itu tadi beberapa tahapan saya dalam membuat suatu tulisan. Kalau teman-teman, punya proses kreatif nggak dalam membuat tulisan/konten? 

Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

1 comment

  1. Sungguh ternyata dibalik sebuah tulisan blog, banyak tahapan-tahapan kreatif yang berlangsung dan nggak disadari sebelumnya 😂
    Beberapa proses yang Kak Rie sebutkan, juga aku lakukan sebelum menerbitkan sebuah tulisan. Memilih foto dan mengedit cover, ini satu hal yang nggak boleh terlupakan karena aku selalu menyematkan foto sampul di setiap tulisanku hahaha.

    Anyway, metode menulis cepat juga aku lakukan saat mengalami writer's block 😂 kadang hasil tulisannya acakadul kalau lagi begini karena seperti sedang curhat aja wkwkwk

    ReplyDelete

Post a Comment