Jelajah Pabrik Gula Jatibarang dan Agrowisata Besaran Hijau Kabupaten Brebes

9 comments

Belum genap rasanya badan beristirahat, pagi sudah menyapa kembali. Saya yang kebetulan satu kamar dengan Mbak Nyi, Blogger Kendal, harus bersiap untuk melakukan perjalanan lagi.

"Monggo yang udah selesai sarapan ke lobby ya.." 

Sebuah pesan dari Mas Seto di grup koordinasi muncul dilayar ponsel tepat pukul 07.40. Membuyarkan kesantaian saya, Mas Lintar dan Mbak Nyi yang masih asyik menikmati sarapan di resto hotel lantai 4. kami pun bergegas turun untuk bersiap.   
Jika hari pertama menjelajah Kota Pekalongan, di hari kedua Famtrip Jateng On The Spot (14/12) perjalanan berlanjut menggali pesona Kabupaten Brebes. Kabupaten Brebes ternyata juga menyinpan sejarah yang patut ditelisik lebih dalam.

Kabupaten Brebes merupakan Kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Kabupaten Brebes dikenal sebagai Kota penghasil telur asin dan bawang merah. selain penghasil tersebut, wisata yang bisa dikunjungi saat menjelajah Brebes adalah Pabrik Gula Jatibarang, Agrowisata Besaran Hijau, Mangrove Sari dan Pantai Pulau cemara. 
Destinasi pertama yang kami tuju adalah Pabrik Gula Jatibarang yang terletak di Jalan Raya Jatibarang, kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes.

Agrowisata Besaran Hijau

sejuknya Agrowisata Besaran Hijau
Belum terlalu siang saat rombongan Jateng On The Spot tiba di lokasi  Pabrik Gula Jatibarang. Kedatangan kami disambut oleh tim dari dinas Pariwisata kabupaten Brebes yang telah menunggu di Pabrik Gula Jatibarang dan bersedia mengawal perjalanan kali ini. Sebelum mengeksplor PG Jatibarang, kami berkeliling di Agrowisata Besaran Hijau. 
Mbesaran Hijau, rumah dinas kepala Pabrik

awal nama besaran Hijau berawal dari rumah dinas Kepala Pabrik yang biasa disebut Mbesaran. Rumah Tinggal mbesaran ini kini bisa disewa untuk acara wedding, acara pesta, atau kegiatan lainnya. terdapat beberapa kamar yang bisa digunakan untuk menginap.
Foto Kepala Pabrik dari tahun ke tahun
Di komplek agrowisata yang cukup luas ini terdapat kolam renang untuk rekreasi anak-anak dan keluarga.Suasana rindang yang saya dapati di bagian depan menambah poin  dari tempat ini. Cocok untuk rekreasi keluarga, menghabiskan akhir pekan. 

Ada pula wisata Spoor, yaitu wisata berkeliling lahan mbesaran hijau menggunakan bekas Lori (kereta pengangkut tebu) yang disulap menyerupai kereta kelinci. 

naik kereta ini cukup membayar sebesar 5000 rupiah. Agrowisata Besaran Hijau hanya dibuka untuk umum pada hari Sabtu dan Minggu.
Pabrik Gula Jatibarang 

Pabrik Gula Jatibarang telah berdiri sejak tahun 1842 ketika Belanda masih menjajah Indonesia. Pada tahun 1959, pabrik Gula Jatibarang diambil alih oleh Pemerintah Indonesia di bawah naungan PTPN IX. Namun di tahun 2017, pabrik Gula ini berhenti beroperasi. Produksi yang terus menurun, biaya operasional yang semakin mahal, alat-alat produksi yang mulai menua dan beralih fungsinya lahan tebu merupakan alasan kuat mengapa PG Jatibarang berhenti beroperasi.


Lokomotif Remise

Lokomotif Remise merupakan bangunan bergaya kolonial yang dibangun pada tahun 1916. lokomotif Remise merupakan Stasiun pemberhentian loko (garasi loko) yang digunakan untuk operasional pabrik. 
foto drone oleh Disporapar Jateng
Dari sekian spot di Pabrik Gula Jatibarang, Lokomotif Remise menjadi bagian paling menarik sekaligus instagramable bagi budak konten seperti kami.
Menurut info dari Pak Auki, Dinas Pariwisata Brebes, Bangunan Lokomotif Remise PG Jatibarang merupakan bangunan termegah  yang hanya ada dua di dunia. Lihat, instagramable banget kan ya? Bangunan yang tinggi dan megah, jendela yang lebar, memang menjadi ciri khas bangunan era kolonial. 

Makam Keramat 

Saya terlambat tahu kalau ternyata di PG Jatibarang ini juga terdapat sebuah makam. Karena saya, Mas Zain, Mbak Nyi keasyikan mengeksplor bagian Remise, saya baru tahu dari beberapa teman lainnya kalau makam keramat di PG Jatibarang ini terdapat di tengah-tengah pabrik. 
Info yang saya peroleh, dulunya PG Jatibarang merupakan wilayah permakaman, kemudian saat dibangun makam-makam ini dipindahkan, namun ada satu makam yang secara tiba-tiba kembali lagi. 

kalau sedang berkunjung ke Brebes, jangan lupa menyempatkan diri mampir ke tempat ini ya!

Budaya yang ada di Pabrik Gula Jatibarang 

Tak jauh berbeda dengan Pabrik Gula lainnya, ketika masih beroperasi Pabrik Gula Jatibarang memiliki tradisi menjelang musem panen. 

- arak-arakan temanten (pengantin) tebu
arak-arakan pengantin tebu dilakukan dengan cara memotong Batang tebu unggulan dari lahan, kemudian dirias menyerupai pengantin laki-laki dan perempuan. kemudian diarak dari lahan hingga masuk ke pabrik dan berakhir di gilingan tebu. 
arak-arakan ini menandakan dibukanya musim "bukak giling" 
tradisi semacam ini agaknya tidak hanya berlaku di PG Jatibarang, namun di beberapa Pabrik gula (yang saya ketahui) di Pulau Jawa juga melakukan hal Serupa. salah satu yang hingga kini masih melakukan tradisi semacam ini adalah Pabrik Gula Pagotan , yang terletak di Pagotan, Kabupatern Madiun. 
- Bazar / pasar malam selama sebulan penuh 
selain arak-arakan pengantin tebu, juga diadakan pasar malam sebulan penuh. dengan tujuan, musim panen tidak hanya dirasakan oleh pemilik pabrik saja, namun juga seluruh lapisan masyarakat ikut merasakan keuntungan dan meningkatkan perekonomian melalui penjualan barang dagangan ataupun hiburan kepada masyarakat. 

Matahari mulai beranjak naik tatkala Pak Edo dan Mas Seto mengaba-aba kembali ke bus. Menjelang dhuhur rombongan segera beranjak ke lokasi berikutnya, yaitu Mangrove Sari. 

Rie agustina
Selain Suka Pantai, aku juga suka kamu :) Kunjungi Tulisan saya lainnya di Jurnalrieagustina.com

Related Posts

9 comments

  1. Duh jadi pengen balik lagi Pabrik Gula Jatibarang, pengen nyobain menginap di Rumah Dinas Pemimpin Pabrik Gula Jatibarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, coba kemarin pas ke sana difasilitasi menginap juga. hahah

      Delete
  2. sepintas mataku langsung tertuju pada 1 makam keramat yang masih dibiarkan tertinggal dalam area pabrik #dan bulu kuduk berdiri hihi

    wah aku terpesona dengan penjelasan arak arakan pengantin tebunya, ini menarik nih, sebagai ritual sebelum digiling menjadi olahan produk yang lebih bernilai jual tinggai
    juga pembukaan pasar malam sebulan full tang turut mendongkrak perekonomian warga sekitar :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kalau ngomongin hal-hal mistis sepertinya seru ya!
      dulu jaman saya kecil sering tahu, soalnya rumah Almarhum nenek nggak seberapa jauh dari pabrik Gula. tapi entah sekarang masih ada atau tidak ritual seperti itu

      Delete
  3. Wow, lengkap sekali ulasan tentang pabrik gula di jati barang Brebes ini. Aku yang asli Tegal belum pernah masuk kesana mbak, tapi kalo lewat sih ada 5x.

    Nanti kalo pulang kampung coba mau kesana ah, berarti bukanya hari Sabtu dan Minggu ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa mas, coba mampir deh. Untuk mbesaran hijau hanya buka akhir pekan kalau yang pabrik gulanya sepertinya buka setiap hari. tapi ngga tahu sih pas Pandemi gini buka atau tidak

      Delete
  4. Saya baru tau kalo di Brebes dulu pernah ada pabrik gula. Sebenernya kalau pabriknya di restorasi bisa jadi museum atau tempat wisata baru yah. Kalo bisa bangunan lama gini dirawat jangan sampai rusak.

    ReplyDelete

Post a Comment